Wednesday, December 31, 2008

So This Is The New Year




Membakar jagung di koz-an, santap malam di Gudeg Pawon, melihat keramaian didepan Monumen Serangan Umum 1 Maret, menanti matahari terbit di Tugu Jogja.. So this is the new year...

Death Cab For Cutie - The New Year

So this is the new year.
And i don't feel any different.
The clanking of crystal
Explosions off in the distance (in the distance).

So this is the new year
And I have no resolutions
For self assigned penance
For problems with easy solutions

So everybody put your best suit or dress on
Let's make believe that we are wealthy for just this once
Lighting firecrackers off on the front lawn
As thirty dialogs bleed into one

I wish the world was flat like the old days
Then i could travel just by folding a map
No more airplanes, or speed trains, or freeways
There'd be no distance that could hold us back.

There'd be no distance that could hold us back

So this is the new year

Saturday, November 29, 2008

Selamat Tinggal Psikosomatis

Waktu menunjukkan pukul 02.15. Sambil menunggu downlod-an yang beberapa menit lagi baru kelar, saya mantengin Battle Of The Bands yang beberapa hari ini menjadi tempat bermain baru dikala senggang. Seketika kata "psikosomatis" melintas dibenak. Bahan obrolan dengan seorang teman yang kuliah di psikologi, sewaktu tadi menyaksikan pagelaran tari beserta pertunjukan Anggisluka & Sastro Moeni di Fakultas Hukum UGM.

Merunut kembali kejadian beberapa waktu yang lalu, dimana setiap kali saya duduk didepan komputer & bersiap untuk mengerjakan Tugas Akhir, seketika itu pula panas tubuh saya meningkat. Ujung-ujungnya tak sedikitpun pekerjaan itu tersentuh. Tidur menjadi pilihan pasti untuk kembali meyegarkan badan. Kata teman saya, kemungkinan saat itu saya sedang mengalami Psikosomatis, gangguan fisik yang timbul akibat adanya gangguan psikis. Penasaran tentang kata yang baru saya kenal tersebut, keserbatahuan google akhirnya menuntun saya pada situs ini.

Kutipan ini sekiranya memperjelas apa yang menimpa saya beberapa waktu yang lalu.

Hal tersebut menunjukkan bahwa keadaan emosi (berkaitan erat dengan motivasi) berpengaruh terhadap kerja sistem saraf kita yang disebut sistem saraf otonom. Sistem saraf ini berfungsi mengendalikan berbagai organ tubuh kita yang sangat vital seperti detak jantung, tekanan darah, tegangan otot, sekresi gula darah dari pankreas, suhu badan, dan lain-lain.

Terbantahkan sudah analisa teman kos yang menyatakan kamar hijau saya banyak jin-nya :)

Selamat tinggal psikosomatis.......

Tuesday, October 28, 2008

Teks Pidato Deklarasi Capres Sultan HB X

28 Oktober 2008 bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda, di pelataran alun-alun utara Yogyakarta yang dipadati ribuan warga, Sultan HB X menyatakan "Siap Maju Menjadi Presiden 2009". Berikut teks pidato yang dibawakan Sultan HB X.

Klik pada gambar untuk melihat ukuran yang lebih besar

Sunday, October 26, 2008

Akhir Pekan di Taman Pintar Yogyakarta

Yuhui, akhir pekan selalu menyenangkan hati. Melepaskan diri dari rutinitas sehari-hari untuk bersenang-senang melihat tempat-tempat yang indah dan melakukan hal-hal yang saya sukai. Akhir pekan kali ini (tgl 25, 26 Oktober), di Jogja terdapat dua kegiatan yang menggairahkan minat saya untuk mendatanginya. Launching album"Science in Music" dan "Jogja Java Carnival". Saya akhirnya bisa mendatangi kedua acara tersebut, walaupun Pawai "Jogja Java Carnival" hanya sempat saya saksikan tidak lebih dari setengah jam.

Launching album "Science in Music"

Acara ini diselenggarakan pada hari sabtu 25 Oktober di Taman Pintar Jogja. Acara yang dimulai pukul 15.30 ini menampilkan beberapa musisi yang terlibat dalam album tersebut, antara lain Naif, Navicula, 70's OC, Efek Rumah Kaca, MGM, Budi Setiawan dan Franky Sahilatua. Selain sebagai narasumber, para musisi juga didaulat untuk menyanyi pada akhir acara. Bung Franky menyanyikan lagu ciptaannya yang berjudul "Dimana Nurani" yang merupakan salah satu lagu yang terdapat pada album tersebut. Kemudian disusul dengan penampilan bersama para musisi menyanyikan sebuah lagu ciptaan NAIF yang saya lupa judulnya. Acara berakhir sekitar pukul 17.00, kemudian dilanjutkan kembali pukul 19.00.

Ini dia highlight dari launching tersebut. Penampilan Efek Rumah Kaca dan Navicula. Penampilan terbaik Efek Rumah Kaca yang pernah saya saksikan (hihi, padahal baru dua kali melihat penampilan mereka). Dengan set akustik dan menonton secara lesehan, Efek Rumah Kaca tetap membuat saya merinding saat ikut menembangkan Desember. Yea lagu favorit saya dari debut album mereka. Insomnia menjadi lagu pembuka pada acara tersebut, disusul dengan... (argh.. saya lupa urutannya, :D). Yang jelas malam itu mereka juga membawakan Hujan Jangan Marah, Melankolia, Di Udara dan ditutup dengan Cinta Melulu. Penonton bernyanyi bersama di semua lagu yang mereka tembangkan. Acara yang sangat intim dan saya sangat menikmatinya.....

Selanjutnya Navicula menggeber telinga dengan distorsi gitar Dankie dan teriakan Robi yang kembali manaikkan tensi setelah sejenak bersantai bersama Efek Rumah Kaca. Walaupun sepertinya tidak banyak yang mengenal mereka disana, Navicula tetap menunjukkan kelasnya dengan tetap bermain maksimal. Kecintaan saya pada band ini bertambah setelah menyaksikan penampilan mereka secara langsung. Begitu juga rasa penasaran saya akan album terbaru mereka yang katanya akan dikeluarkan awal tahun 2009. Can't wait to get it..

Jogja Java Carnival

Malam minggu kali ini diakhiri dengan menyaksikan "Jogja Java Carnival". sebuah pawai akbar yang hanya sempat saya saksikan sekitar 25 menit *piuh*. Hanya keramaian yang saya tangkap disana, dari balik tribun yang ternyata ditempati Sultan, saya hanya bisa mendengar hentakan perkusi yang dimainkan oleh sejumlah orang yang hanya terlihat kepalanya saja. Beruntung di pelataran Monumen Serangan Umum 1 Maret masih ada pertunjukan lain yang juga kembali memainkan alat pukul (kalau tidak salah, semacam rebana) yang diiringi dengan permainan gitar dan bass. Sekitar setengah jam saya menyaksikan pertunjukan disana sebelum akhirnya dinyatakan bahwa acara "Jogja Java Carnival" telah berakhir. Huh, padahal masih banyak waktu yang ingin saya habiskan untuk bersenang-senang di malam itu.

Tidak apa-apa, walaupun kurang puas menyaksikan pagelaran budaya dari "Jogja Java Carnival", penampilan Efek Rumah Kaca dan Navicula malam itu sungguh meriangkan hati. Saya masih menggumamkan lagu "Desember" dalam perjalanan pulang sampai saya merebahkan diri dan terlelap dalam mimpi.


Selalu ada yang bernyanyi dan berelegi

Dibalik awan hitam
Smoga ada yang menerangi sisi gelap ini,
Menanti..
Seperti pelangi setia menunggu hujan reda



Tuesday, October 21, 2008

Navicula @ Taman Budaya Yogyakarta

Start:     Oct 25, '08
Location:     Yogyakarta
Navicula akan main live di Launching Album Siaga Bencana Nasional,
di Taman Budaya, Yogyakarta tanggal 25 Oct, 2008!


Tuesday, October 7, 2008

Sunday, October 5, 2008

Mohon Maap Lahir Dan Batin

Dinginnya pagi, lengkingan suara Fatur dan senyum ramah Pak Kos menyambut kedatanganku di Jogja. 4 hari sudah Idul Fitri terlewati, namun tak pernah ada kata telat untuk bermaafan. Tangan mulai kujulurkan untuk semua penghuni kos yang tersisa. Tak banyak barang yang kubawa dari Bali. Hanya beberapa bungkus kue gambir dan setumpuk pakaian yang ada di tas ransel kesayangan. Sore hari Furqon & Dani datang dengan oleh-olehnya masing-masing. Serabi Notosuman menjadi oleh-oleh wajib dari Furqon yang asli Solo. Dani menimpali dengan membawa sebungkus makanan khas Kebumen. Gambir menjadi menu tambahan di sore itu saat kami membicarakan Film Laskar Pelangi yang sangat fenomenal itu (kata fatur, tiket untuk hari rabu sudah habis terjual pada hari minggu).

Akhir kata, Mohon Maap Lahir dan Batin untuk teman-teman semuanya.. :)

Mendaki Batur




Malam itu, saya melakukannya lagi.
Mendaki Gunung Batur, kali ini untuk mengenang dua orang sahabat yang telah berpulang kepangkuannya. Kalian selalu di Hati, Sababat...

Hampir 5 tahun saya tidak melakukannya. Pendakian malam itu adalah yang terberat dari beberapa pendakian sebelumnya yang pernah saya lakukan.

Memulai pendakian pukul 1 pagi, ditengah gelap malam dan kabut yang sangat tebal, kami menyusuri jalur yang ada untuk mengarahkan kami menuju puncak.

2 jam berlalu, puncakpun berhasil kami gapai. Dengan beberapa buah jeruk dan sebungkus keripik pisang, kami menikmati gelap sambil bersenda gurau untuk menghalau dingin yang mulai menembus jaket.

Jam 5 pagi, kabut tak kunjung reda. Tak sedikitpun panorama bisa kami saksikan. Kekhawatiran akan tidak terlihatnya matahari terbit mulai menyelimuti.

Beruntung kesempatan itu datang juga, walaupun hanya sesaat, tidak lebih dari 1 menit sebelum kabut kembali menyelimuti.

Kekhawatiran kembali datang, kabut tak kunjung reda. Panorama yang kami nantikan tak kunjung tampak. Keputusan untuk turun sekiranya merupakan keputusan terbaik ditengah terjangan asap putih nan dingin di pagi itu.

Sesaat kami menyusuri jalan menurun, perlahan kabut ikut menghilang dari hadapan. yahoooo.. perlahan panorama mulai tampak.

Seketika senyum mengembang diwajah, senyum yang sama seperti dulu, tatkala kita melakukannya bersama, Sahabat.

Terimakasih untuk hari yang sungguh menyenangkan itu..

Monday, September 15, 2008

.............................

..............
.....
..................
.............
..........................
.....................
........
.................................
........
..................
..........................

Saturday, August 30, 2008

Hancock: Menunjukkan Maksud Baik dengan Baik

Sore tadi, sesaat setelah menemani Adik sepupu & Bibi menonton Hancock, kami mampir sebentar di Centro, tepatnya di bagian sepatu & sandal wanita untuk melihat adakah sandal yang sekiranya berkenan di hati Bibi guna menggantikan sandalnya yang sudah hampir terputus saat beberapa waktu yang lalu bertamasya seharian penuh ke daerah Magelang dan Pantai Depok.

Capek ikut menemani mencari, saya memutuskan untuk beristirahat di sebuah kursi ditengah para wanita yang berlalu lalang di depan saya. Sambil menunggu dan mengisi waktu bengong, saya melayangkan pikiran untuk mencari secercah pesan yang mungkin terkandung dibalik kekonyolan dan kemustahilan film yang barusan saya tonton.

Will Smith yang berperan sebagai seorang pria berpenampilan normal dengan kekuatan super merupakan bintang utama film tersebut. Sama sekali tidak ada ide tentang akan seperti apa film ini nantinya. Sesaat menerka-nerka saat gambar pertama muncul, saya kemudian dikejutkan dengan sebuah adegan yang waw, sama sekali jauh dari bayangan awal saya tentang film ini.

Will Smith terbang keudara dan menghancurkan pijakan tempat dia melontar. Weits, STOP.. :) Sebelum terlalu panjang saya membahas film ini, kini kembali ke pencarian saya dalam menunggu, akan pesan yang mungkin terkandung dalam film tersebut. Will Smith sebenarnya selalu melakukan kebaikan, namun sangat ironis, dia malah dibenci oleh masyarakat setelah apa yang dia perbuat saat melakukan kebaikan tersebut. Hal ini terjadi, karena caranya sewaktu menunjukkan maksud baik tersebut bisa dikatakan kurang beradab dan terkesan arogan. Dia dengan gampangnya menghancurkan papan penunjuk jalan saat mengejar gerombolan penjahat, belum lagi dia meletakkan mobil penjahat tersebut dipuncak sebuah gedung. Sangat banyak pengrusakan yang dilakukan Will Smith saat menunjukkan maksud baiknya selama film berlangsung.

Sampai akhirnya dia bertemu dengan seorang pria yang saya lupa sama sekali namanya, yang akhirnya mampu merubah cara Will Smith untuk menunjukkan maksud baiknya.

Menunjukkan maksud baik dengan baik, itulah secercah pesan yang saya dapat ditengah kerumunan para wanita dengan betis yang argh... sangat mengganggu konsentrasi saya untuk mencoba menggali lebih banyak pesan dari film tersebut.

Akhirnya Bibi memanggil karena sudah menemukan sapasang sandal hitam yang sangat manis, bagaikan serentet buah anggur hitam dengan tetesan air hujan yang baru dipetik dari pohon.. huhu.. manis.. :) Dengan terpaksa sayapun menghentikan lamunan dan melanjutkan perjalanan menuju tempat Kos yang semakin hari semakin sejuk dan selalu menyenangkan hati..

Walaupun bermaksud baik akan selalu benar dan baik, akan lebih baik lagi jika orang lain bisa menerima maksud baik tersebut dengan baik.

Wednesday, August 27, 2008

Menulis Tanpa Arah Tujuan

Entah kemana arah tulisan ini nantinya. Hanya sekedar ingin menulis, tanpa ide sama sekali. Teringat sebuah pepatah lama yang menyatakan "alah bisa karena biasa", mungkin beberapa waktu kedepan blog ini akan dipenuhi berbagai tulisan yang sekiranya akan membuat anda betah untuk berlama-lama didepan komputer sambil menyeruput minuman kesukaan anda (teringat rumus The Secret, tuliskan apa yang anda harapkan, bukan yang tidak anda harapkan).

Kini arah tulisan ini menuju ke sebuah buku yang sudah lama tidak tersentuh lagi. The Secret karya Rhonda Byrne, buku inspiratif yang mampu sedikit merubah cara saya memandang kehidupan. Satu hal yang selalu menghiasi hari saya adalah rumus diatas: berfokuslah pada apa yang anda inginkan, bukan pada apa yang tidak anda inginkan. Kerangka berpikir yang sebelumnya sama sekali tidak pernah terlintas di pikiran saya yang selalu dipenuhi berbagai ketakutan akan apa yang tidak saya inginkan. Dan benar saja, ketakutan itulah yang biasanya menjadi kenyataan yang tentu saja sangat tidak menyenangkan.

Menyenangkan, sebuah kata yang akan menjadi topik paragraf ini. Banyak hal menyenangkan yang menghiasi hari-hari saya belakangan ini. Mengerjakan Tugas Akhir adalah prioritas dan hal paling menggembirakan ditengah rutinitas harian saya yang sangat monoton. Menonton pertunjukan musik menjadi media penyegaran jiwa yang sangat efektif ditengah melempemnya berbagai hiburan di media televisi. Belakangan kegiatan bertamasya bersama teman-teman mulai mendapat jatah tambahan didalam mengisi hari-hari saya. Terakhir, menulis tanpa arah tujuan, yang katanya merupakan media efektif untuk melepaskan luapan emosi yang mengalir di dada. Ah, semoga saja..

Umm.. 3 paragraf sudah terlewati, sampai jumpa ditulisan TERARAH selanjutnya... :)

Tuesday, July 15, 2008

Keyakinanku Saat Ini...

ketika suatu institusi menyatakan diri mereka adalah sangat baik
ketika suatu komunitas menyatakan apa yang mereka suarakan adalah baik

ketika beberapa dari mereka memang benar-benar baik
ketika beberapa dari mereka adalah buruk
ketika beberapa dari mereka hanya sekedar ikut-ikutan

ketika sebagian orang menghujat kebobrokan suatu institusi dan komunitas

keyakinanku menyatakan bahwa baik buruk selalu ada
keyakinanku menyatakan ambil yang baik dan cobalah untuk mengesampingkan yang buruk

ketika sebagian orang tidak bisa menerima kebobrokan yang sepertinya terkandung dibalik sebagian komunitas dan institusi
ketika sebagian orang melakukan perlawanan terhadap seluruh institusi dan komunitas itu

disini keyakinanku menyatakan saling menghargai akan perbedaan pendapat adalah sesuatu yang wajar
disini keyakinanku menyatakan teruslah melawan, melawan untuk kebenaran adalah selalu benar

Monday, July 14, 2008

The Upstairs - Frustasi...

Kami ingin nampak putih

Kami ingin nampak putih

Sepersekian detik di muka TV

Dan kami frustrasi frustrasi

 

Kami ingin rambut lurus

Kami terjangkit phobia dandruff

Semenjak saksikan pariwara TV

Dan kini frustrasi frustrasi

 

Kami ingin tambah ramping

Dambakan fisik yang lebih cling

Seperti standar cantik di televisi

Hingga frustrasi frustrasi

 

Bebaskan kami

Kami frustrasi


Seperti itu lirik lagu The Upstairs dari album Energy. Sebetulnya saya bukan seorang penikmat musik dansa seperti yang mereka mainkan. Tapi belakangan lagu ini sangat sering menemani hari saya.. Just love the lyric, dan sepertinya saya mulai bisa menikmati musik mereka...

Bebaskan kami..
Kami frustasi...

Saturday, July 5, 2008

Jalan-jalan Ke Dieng




Perjalanan yang sungguh menyenangkan.

Berangkat dari Jogjakarta tanggal 30 Juni sekitar pukul 10, mampir untuk istirahat sebentar di rumah paman teman di daerah Temanggung sekitar pukul 13.00. Sampai di kawasan Dieng sore hari, sekitar pukul 15.00. Langsung menuju Telaga Warna dan Kelompok Candi Arjuna.

Mendirikan tenda dan bermalam di parkiran Telaga Warna. Pagi hari melanjutkan perjalanan menuju Kawah Sikijang.

Sayang waktu memaksa kami untuk mencukupkan kunjungan karena perjalanan ke Jogja akan memakan waktu yang cukup lama.

Meninggalkan kawasan Dieng sekitar pukul 11. Kali ini pulang lewat Jumprit, numpang foto sebentar di bawah pohon pinus. Kebetulan melewati Patilesan Ki & Nyi Nujum Majapahit, mampir sebentar untuk melihat-lihat, ternyata banyak monyet disana. Kebetulan bekal kacang masih cukup banyak, jadi sisa perbekalan kami bagikan untuk monyet-monyet disana.

Mampir lagi di rumah paman teman di Temanggung. Seluruh rombongan terlihat sangat lelah, jadi Istirahat disana cukup lama, sekitar 2 jam. Berangkat ke Jogja pukul 16.00, sampai di Joga pukul 18.30.

2 hari yang sungguh menyenangkan. Menikmati indahnya kawasan Dieng dan dinginnya bermalam di kawasan Telaga Warna kembali menyegarkan kehidupan yang terasa sungguh sumpek akhir-akhir ini.


Terima Kasih untuk perjalanan yang sungguh menyenangkan ini....

ERK @ Solotion




Friday, July 4, 2008

Selamatkan Aku

Pagi Tiba
Malam Menjelang
Minggu Terlewati
Bulan Menanti

Tak Ada Tepi
Tak Ada Cahaya
Gelap Selubungi
Tak Tau Arah

Terombang-ambing
Diterjang Ombak
Tanpa Bisa Menolak
Tak Bisa Melawan
Akankah Selalu Seperti Ini
Hingga Ajal Menanti

Berharap Datang Seorang
Menjulurkan Tangan Dengan Penuh Senyuman
Membawa Ketepian
Untuk Kubisa Melanjutkan Hidup

Untuk Hidup Yang Lebih Baik
Baik Untuk Semuanya....

Saturday, June 28, 2008

Enthusiasm

"Enthusiasm is one of the most powerful engines of success. When you do a thing, do it with all your might. Put your whole soul into it. Stamp it with your own personality. Be active, be energetic, be enthusiastic and faithful, and you will accomplish your object. Nothing great was ever achieved without enthusiasm."
--- Ralph Waldo Emerson ---

"Success is a step to move from one failure to another with enthusiasm and never give up!"
--- Unknows ---

"Success is going from failure to failure without a loss of enthusiasm"
--- Winston Churchill ---

Wednesday, June 25, 2008

CJ7

Rating:★★★★
Category:Movies
Genre: Comedy
Sebuah film yang baru saja selesai kutonton. Stephen Chow yang berperan sebagai sutradara, produser, penulis sekaligus pemeran utama dalam film ini makin menunjukkan kemampuannya didalam menciptakan film komedi absurd. Layaknya Kungfu Hustle yang sebelumnya disutradarainya, CJ7 juga menampilkan kekocakan-kekocakan mustahil khas Stephen Chow. Pesan positif juga coba ditawarkan film ini kepada para penontonnya.

Kerasnya kehidupan Chow Ti (Stephen Chow) didalam menghidupi Dicky (Xu Jiao) menjadi benang merah didalam film ini. Hasil dari pekerjaannya selalu ditujukan untuk membahagiakan sang anak. Mulai dari menyekolahkannya disekolah yang bagus, memberikan kipas angin listrik dan mencarikan mainan untuk sang anak.

Sebuah keanehan muncul dari mainan yang dia dapatkan dari tempat pembuangan sampah. Mainan yang sekiranya berasal dari piring terbang tersebut, sungguh setia menemani hari-hari sang anak.

Koflik terjadi saat Chow Ti merasa dibohongi oleh Dicky dengan merubah nilai 0 di kertas ujiannya menjadi nilai 100. Sempat terucap kata-kata "Aku tidak akan mengganggumu lagi kalau kau mampu melewati nilai 60" dari bibir Chow Ti. Dicky juga menimpali dengan mengatakan "Jangan ganggu aku lagi".

Dicky pun berhasil mendapatkan nilai 65, tapi apa daya saat nilai tersebut dibagikan, tiba-tiba ibu guru Yuen memanggilnya dan mengabari bahwa ayahnya tewas dalam kecelakaan dilokasi kerja. Dicky sangat terpukul dengan kejadian tersebut. Dia memutuskan untuk tidur dan meyakini nanti saat terbangun di pagi hari, ayahnya akan ada disampingnya.

Malam itu keajaiban terjadi. Mahluk kecil yang berasal dari piring terbang tersebut tiba-tiba mengeluarkan kemampuan sihirnya dan menghidupkan kembali Ti Chow. Saat terbangun dari tidur, Dicky kembali menemukan Ayahnya ada disampingnya. Disini klimaks film terjadi, dimana Ti Chow dan Dicky saling berpelukan dan Dicky berucap "Jangan pernah tinggalkan aku".

Beberapa pesan menarik dapat saya tangkap dari menonton film ini. Yang pertama, bagaimana seorang ayah yang lebih mendahulukan pendidikan dan kebahagiaan sang anak daripada mendahulukan kesenangannya sendiri. Sekiranya hal ini akan saya terapkan kelak jika sudah berumah tangga dan memiliki anak. Pesan lain sehubungan dengan kondisi saya sebagai seorang anak dapat saya ambil dari tokoh Dicky. Dicky tidak pernah mengeluh akan kehidupannya. Sekeras apapun didikan yang diberikan oleh ayahnya, dia selalu menghormati dan menjadikan pesan-pesan orang tuanya sebagai pedoman didalah kesehariannya.

Friday, May 23, 2008

Album Untuk Munir Telah Beredar..

Penggarapan Album "Untuk Munir" akhirnya selesai . Peluncuran album untuk aktivis HAM Munir itu, digelar di Kantor Kontras, Jalan Borobudur, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (23/5).

Panitia Lomba Cipta Lagu untuk Munir, Toska Santoso mengatakan, album ini diluncurkan untuk terus menjaga ingatan masyarakat tentang Munir. "Dengan adanya album ini, dengan 10 lagunya, kami berharap bisa terus menjaga ingatan kita tentang Munir dan perjuangannya yang harus terus kita lanjutkan.

Karena lagu itu, bisa menjadi bahasa yang lebih universal dan mungkin akan lebih mudah untuk mentransfer pesan yang ingin disampaikan," kata Santoso.

Hasil polling sms yang dilakukan menempatkan 3 lagu sebagai terfavorit, yaitu Pahlawan Sejati (Doddy B Jatmiko), Untukmu (Nur Iman) dan Selamat Jalan Pahlawan HAM (Neps Band). Tujuh lagu lainnya, Cahaya (Asfinawati), Blues untuk Munir (Jeffar L Gaol), Before You Go (Ben & Friends), Arsenikum (Rengga Yudhistira), Pain (Ovalenz), Masihkah Kita Takut (Amir Sadewo) dan Mr. HAM (Full Respect). Album ini dijual bebas dalam bentuk CD dan kasetnya, dibanderol masing-masing Rp40.000 dan Rp20.000.

Album ini juga akan dibuatkanvidio klip di bawah naungan Label Emotion, sebuah label lokal yang sebelumnya mengeluarkan album grup band Drive. "Konsep dan pemilihan lagu untuk klip video sepenuhnya ditentukan label," ujar produser album itu, Irwan Azwarman. Rencananya album nonkomersial ini akan diperbanyak 10 ribu kopi dan didistribusikan secara umum.

Ajang lomba nonkomersial ini, menurut ketua promosi, Eko Sulistyanto, sebagai dorongan moral kepada pemerintah untuk terus bertindak. "Ini dukungan kepada pemerintah untuk tidak ragu lagi mengungkap kasus (pembunuhan Munir)," dia menjelaskan. Selain itu, kata dia, sebagai ajakan kepada masyarakat agar semakin peduli terhadap kasus Munir

Sumber : musikji.net

Naik Naik Ke Puncak Gunung

Naik naik kepuncak gunung, tinggi tinggi sekali....
Penggalan lagu tersebut sangat pantas untuk menggambarkan kenaikan harga BBM yang semalan diumumkan oleh pemerintahan SBY. Entah kapan kenaikan ini akan mencapai puncak, sehingga tidak akan ada jalan menaik lagi bagi harga tersebut.

Sebagai seorang rakyat biasa dan sangat awam akan masalah yang dialami negara ini, saya selalu mendukung keputusan pemerintah untuk masalah yang satu ini.

Semoga ini merupakan puncak dari gunung itu, sehingga tidak ada puncak lebih tinggi lagi untuk dijangkau, malah sangat terbuka lebar ruang untuk turun dari puncak itu.

Simple Sound with Pure Heart

Simple sound with pure heart, that's how I describe this band. They call them self Pure Saturday. An indie band from Bandung Indonesia. The band was formed in 1994 by Muhammad Suar Nasution (vocals, guitar), Ade Purnama (bass), Aditya "Adhi" Ardinugraha (guitar), Yudistira "Udhi" Ardinugraha (drums) and Arief Hamdani (guitar). They were pioneers of Banfung indie scene. Their self-titled debut album was released in 1996, the first 5000 copies of which were sold innovatively via mail-order through a teen magazine. The album was then available on wide distribution after the band signed with Ceepee Records. The single "Kosong" made them household names, with the artistic accompanying video gaining heavy rotation.

Their more complex and challenging second album, Utopia, was released in 1999 through Aquarius Musikindo. Because of family and business reasons, Pure Saturday was mostly inactive for several years, culminating in Suar's departure in 2004. After unsuccessful auditions to find a suitable replacement vocalist, fate intervened one day when Satria "Iyo" NB, the band's manager, filled in during rehearsals. The guy they were looking for was there all along!

With their new lead singer in tow, Pure Saturday released its long-awaited third album, Elora, in March 2005 through FastForward Records.

This made it official: Pure Saturday was reborn and ready to rock again!!.

" After releasing our last record "Time for a change...time to move on", we are now working on a project which involving Bandung iconic metal band "BURGERKILL". The project itself started few weeks ago, and yet still has a lot to work thru. The has been quite an amazing excitement..as well as a though challenge ever since we have to be able to cope with all the ego-matters and ideas..as we know that the 2 bands perform different kind of music style. What would it be in the end? Somehow there's no clue so far..one thing for sure: WE ARE INDEED TRYING TO MAKE A SOMETHING NEW..NOT COLLABORATING !!! JUST WAIT AND SEE. CHEERS. "

That's the band description which I grab from their MySpace account. I knew the band about a weeks ago. After listen to their song, their sound, watch their  performances from youtube and read their lyrics, um.. I realize that I just in love with this band. Simple band, in performance, sound and melody too, but absolutely deep in lyrics.

"Buka" always in my song list lately. What a great lyric, friendship song, reminds me how a friendship should be, how true friends share their life, laugh together and face any problem together.

Yes, I just in love with this band.
Simple sound with pure heart, that's how I describe this band.

Listen to music is about how to make you feel better. No matter what they say about the music you listen to. Be happy with your heart.

Free your mind and soul.
Do whatever makes you fell better



Band description grabbed from : myspace.com/puresaturday