Tuesday, October 28, 2008

Teks Pidato Deklarasi Capres Sultan HB X

28 Oktober 2008 bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda, di pelataran alun-alun utara Yogyakarta yang dipadati ribuan warga, Sultan HB X menyatakan "Siap Maju Menjadi Presiden 2009". Berikut teks pidato yang dibawakan Sultan HB X.

Klik pada gambar untuk melihat ukuran yang lebih besar

Sunday, October 26, 2008

Akhir Pekan di Taman Pintar Yogyakarta

Yuhui, akhir pekan selalu menyenangkan hati. Melepaskan diri dari rutinitas sehari-hari untuk bersenang-senang melihat tempat-tempat yang indah dan melakukan hal-hal yang saya sukai. Akhir pekan kali ini (tgl 25, 26 Oktober), di Jogja terdapat dua kegiatan yang menggairahkan minat saya untuk mendatanginya. Launching album"Science in Music" dan "Jogja Java Carnival". Saya akhirnya bisa mendatangi kedua acara tersebut, walaupun Pawai "Jogja Java Carnival" hanya sempat saya saksikan tidak lebih dari setengah jam.

Launching album "Science in Music"

Acara ini diselenggarakan pada hari sabtu 25 Oktober di Taman Pintar Jogja. Acara yang dimulai pukul 15.30 ini menampilkan beberapa musisi yang terlibat dalam album tersebut, antara lain Naif, Navicula, 70's OC, Efek Rumah Kaca, MGM, Budi Setiawan dan Franky Sahilatua. Selain sebagai narasumber, para musisi juga didaulat untuk menyanyi pada akhir acara. Bung Franky menyanyikan lagu ciptaannya yang berjudul "Dimana Nurani" yang merupakan salah satu lagu yang terdapat pada album tersebut. Kemudian disusul dengan penampilan bersama para musisi menyanyikan sebuah lagu ciptaan NAIF yang saya lupa judulnya. Acara berakhir sekitar pukul 17.00, kemudian dilanjutkan kembali pukul 19.00.

Ini dia highlight dari launching tersebut. Penampilan Efek Rumah Kaca dan Navicula. Penampilan terbaik Efek Rumah Kaca yang pernah saya saksikan (hihi, padahal baru dua kali melihat penampilan mereka). Dengan set akustik dan menonton secara lesehan, Efek Rumah Kaca tetap membuat saya merinding saat ikut menembangkan Desember. Yea lagu favorit saya dari debut album mereka. Insomnia menjadi lagu pembuka pada acara tersebut, disusul dengan... (argh.. saya lupa urutannya, :D). Yang jelas malam itu mereka juga membawakan Hujan Jangan Marah, Melankolia, Di Udara dan ditutup dengan Cinta Melulu. Penonton bernyanyi bersama di semua lagu yang mereka tembangkan. Acara yang sangat intim dan saya sangat menikmatinya.....

Selanjutnya Navicula menggeber telinga dengan distorsi gitar Dankie dan teriakan Robi yang kembali manaikkan tensi setelah sejenak bersantai bersama Efek Rumah Kaca. Walaupun sepertinya tidak banyak yang mengenal mereka disana, Navicula tetap menunjukkan kelasnya dengan tetap bermain maksimal. Kecintaan saya pada band ini bertambah setelah menyaksikan penampilan mereka secara langsung. Begitu juga rasa penasaran saya akan album terbaru mereka yang katanya akan dikeluarkan awal tahun 2009. Can't wait to get it..

Jogja Java Carnival

Malam minggu kali ini diakhiri dengan menyaksikan "Jogja Java Carnival". sebuah pawai akbar yang hanya sempat saya saksikan sekitar 25 menit *piuh*. Hanya keramaian yang saya tangkap disana, dari balik tribun yang ternyata ditempati Sultan, saya hanya bisa mendengar hentakan perkusi yang dimainkan oleh sejumlah orang yang hanya terlihat kepalanya saja. Beruntung di pelataran Monumen Serangan Umum 1 Maret masih ada pertunjukan lain yang juga kembali memainkan alat pukul (kalau tidak salah, semacam rebana) yang diiringi dengan permainan gitar dan bass. Sekitar setengah jam saya menyaksikan pertunjukan disana sebelum akhirnya dinyatakan bahwa acara "Jogja Java Carnival" telah berakhir. Huh, padahal masih banyak waktu yang ingin saya habiskan untuk bersenang-senang di malam itu.

Tidak apa-apa, walaupun kurang puas menyaksikan pagelaran budaya dari "Jogja Java Carnival", penampilan Efek Rumah Kaca dan Navicula malam itu sungguh meriangkan hati. Saya masih menggumamkan lagu "Desember" dalam perjalanan pulang sampai saya merebahkan diri dan terlelap dalam mimpi.


Selalu ada yang bernyanyi dan berelegi

Dibalik awan hitam
Smoga ada yang menerangi sisi gelap ini,
Menanti..
Seperti pelangi setia menunggu hujan reda



Tuesday, October 21, 2008

Navicula @ Taman Budaya Yogyakarta

Start:     Oct 25, '08
Location:     Yogyakarta
Navicula akan main live di Launching Album Siaga Bencana Nasional,
di Taman Budaya, Yogyakarta tanggal 25 Oct, 2008!


Tuesday, October 7, 2008

Sunday, October 5, 2008

Mohon Maap Lahir Dan Batin

Dinginnya pagi, lengkingan suara Fatur dan senyum ramah Pak Kos menyambut kedatanganku di Jogja. 4 hari sudah Idul Fitri terlewati, namun tak pernah ada kata telat untuk bermaafan. Tangan mulai kujulurkan untuk semua penghuni kos yang tersisa. Tak banyak barang yang kubawa dari Bali. Hanya beberapa bungkus kue gambir dan setumpuk pakaian yang ada di tas ransel kesayangan. Sore hari Furqon & Dani datang dengan oleh-olehnya masing-masing. Serabi Notosuman menjadi oleh-oleh wajib dari Furqon yang asli Solo. Dani menimpali dengan membawa sebungkus makanan khas Kebumen. Gambir menjadi menu tambahan di sore itu saat kami membicarakan Film Laskar Pelangi yang sangat fenomenal itu (kata fatur, tiket untuk hari rabu sudah habis terjual pada hari minggu).

Akhir kata, Mohon Maap Lahir dan Batin untuk teman-teman semuanya.. :)

Mendaki Batur




Malam itu, saya melakukannya lagi.
Mendaki Gunung Batur, kali ini untuk mengenang dua orang sahabat yang telah berpulang kepangkuannya. Kalian selalu di Hati, Sababat...

Hampir 5 tahun saya tidak melakukannya. Pendakian malam itu adalah yang terberat dari beberapa pendakian sebelumnya yang pernah saya lakukan.

Memulai pendakian pukul 1 pagi, ditengah gelap malam dan kabut yang sangat tebal, kami menyusuri jalur yang ada untuk mengarahkan kami menuju puncak.

2 jam berlalu, puncakpun berhasil kami gapai. Dengan beberapa buah jeruk dan sebungkus keripik pisang, kami menikmati gelap sambil bersenda gurau untuk menghalau dingin yang mulai menembus jaket.

Jam 5 pagi, kabut tak kunjung reda. Tak sedikitpun panorama bisa kami saksikan. Kekhawatiran akan tidak terlihatnya matahari terbit mulai menyelimuti.

Beruntung kesempatan itu datang juga, walaupun hanya sesaat, tidak lebih dari 1 menit sebelum kabut kembali menyelimuti.

Kekhawatiran kembali datang, kabut tak kunjung reda. Panorama yang kami nantikan tak kunjung tampak. Keputusan untuk turun sekiranya merupakan keputusan terbaik ditengah terjangan asap putih nan dingin di pagi itu.

Sesaat kami menyusuri jalan menurun, perlahan kabut ikut menghilang dari hadapan. yahoooo.. perlahan panorama mulai tampak.

Seketika senyum mengembang diwajah, senyum yang sama seperti dulu, tatkala kita melakukannya bersama, Sahabat.

Terimakasih untuk hari yang sungguh menyenangkan itu..